(KANGEAN.INFO) – Dua pulau di Kecamatan Arjasa yang berada di Pulau Kangean mengalami krisis air bersih. Masyarakat dua desa tersebut harus mengambil air dari desa sebelah yang berjarak sekitar 5 kilometer. Bencana kekeringan terparah melanda Desa Gelaman. Desa yang berada di atas bukit tersebut sudah sekira tiga bulan dilanda krisis air bersih.

Sejauh ini, beberapa desa yang mengalami krisis air bersih tidak pernah mendapat bantuan air bersih dari Pemkab Sumenep melalui dinas terkait, termasuk Desa Gelaman dan Desa Saobi. Ali, warga Desa Gelaman, mengatakan jika musim kemarau berlangsung, bencana kekeringan sudah menjadi langganan masyarakat setempat setiap tahunnya.

Menurutnya, tidak pernah ada sekalipun bantuan atau perhatian dari pemerintah dalam puluhan tahun terakhir. Masyarakat harus mandiri untuk memperoleh air bersih.
”Kalau musim kemarau, warga mengambil air dari Desa Cellong atau desa sebelah lainnya. Warga mengambil air menggunakan gerobak yang didorong atau ada yang menggunakan sepeda motor menuruni bukit,” terangnya.
Di Desa Gelaman, menurut Ali, sejatinya banyak terdapat sumur yang persediaan airnya dimanfaatkan masyarakat sekitar. Hanya saja pada musim kemarau, debit air tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga. Beberapa warga berinisiatif membeli tandon sendiri untuk penampungan air hujan atau diisi dengan air bersih dengan mengangkut dari desa tetangga.
Di lain pihak, warga Desa Saobi Zainul Khoir mengatakan kekeringan juga melanda daerahnya. Sebagian warga harus mengambil air bersih dari pulau sebelah dengan menggunakan perahu. Sebagian lainnya memilih menikmati air yang sudah kotor.
”Kekeringan di Desa Saobi sudah dianggap biasa oleh masyarakat. Mau apa lagi, sebab mau meminta bantuan tidak mungkin diberikan. Jadi terpaksa membeli ke perahu nelayan,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep R. Syaiful Arifin mengatakan bahwa di Kepulauan Kangean bencana kekeringan sebagian diatasi dengan adanya program pipanisasi.
”Bencana kekeringan di pulau menjadi tanggung jawab camat setempat. Dalam laporannya, camat di Kangean mengatakan bahwa penanganan bencana kekeringan sudah dilakukan,” kilah Syaiful. (aan/rr)
Sumber: KoranKabar.com/[Kangean.Info]