Pengalihan Puskesmas Arjasa Menjadi Rumah Sakit Tak Kunjung Usai
Illustrasi: Puskesmas Sapeken
Lambannya proses peralihan Puskesmas Arjasa menuju rumah sakit tipe D mendapat sorotan dari DPRD Sumenep lantaran rencana pembangunan tersebut tak kunjung terealisasi.

Anggota DPRD Sumenep asal Kepulauan Kangean Badrul Aini mengaku sangat menyayangkan kinerja Pemkab Sumenep yang tak kunjung merealisasikan janji yang pernah diucap sejak tiga tahun lalu tersebut. Ia mengaku DPRD langsung merespon wacana tersebut dengan mengusulkan anggaran untuk pembelian lahan baru untuk Puskesmas Arjasa yang akan dialihkan menjadi rumah sakit.
”Ternyata sudah dua tahun dana itu tidak dipakai. Malah yang terakhir anggaran itu hilang karena dianggarkan untuk pembelian lahan di daerah lain,” katanya.
”Ini sangat disayangkan. Kami punya bukti otentik bahwa kami di Banggar telah mengusulkan pembelian lahan Puskesmas itu,” urai Badrul.
Ia menegaskan harga lahan di Kepulauan Kangean cukup murah. Pada saat itu mengaku ikut melakukan survei dan sosialisasi. Ternyata lahan yang dibutuhkan harganya tidak mencapai Rp500 ribu per meter persegi. Ia menyimpulkan jika isu pembelian tanah yang mahal adalah salah. Menurutnya, harga tanah di Kepulauan Kangean sangat terjangkau dan sudah tersedia. Hanya saja anggarannya tidak ada.
”Kalau pembelian tanah tidak lebih dari Rp300 juta. Jadi itu cukup murah untuk pendirian Puskesmas yang hanya membutuhkan lahan seluas 2.500 meter persegi,” urainya.
Selain itu, masalah rumah sakit tipe D dinilai Badrul merupakan kegagalan sistemik. Sejak dulu perizinan dan lemahnya personel karena belum ada dokter spesialis selalu menjadi alasan.

”Itu hanya persoalan teknis saja. Bangun dulu proyek fisiknya, baru datangkan dokternya! Soal dokter bisa tenaga kontrak atau menyekolahkan siswa kepulauan dengan beasiswa,” tegasnya. (aan)

Sumber: KoranKabar.com / [Kangean.Info]